Lumpur dan Kidung
- Hanja Inilah Djalannja –
sepatu setengah usang membenam dalam lumpurmenudju teratak,air menetas dari atapmembasahi kekayaanku jang paling berhargapengalaman djerman inggris perantjis rusiationgkok dan banjak lagi,hasil pemikiran putera-putera dunia terbaiktemanku njenjak kembali setelah membuka pintukesunjian diluar membantukumakin dalu makin djauh tenggelam,ingat aku akan sumpah setia pada adjarannja.kokok ajam djantan tak mengagetkan,siang dan malam sama sdja,djalan jang ditundjukkannja selamanja terangkita pasti akan sampai keudjung djalan inidimana tak ada sepatu usang,dimana tak ada lumpur membenam,dimana tak ada teratak botjor,tapi hanya inilah djalannya.
Djakarta, malam, 27 Djanuarti `55
Kini Ia sudah Dewasa(menjambut ulang tahun ke-35 PKI)23 Mei 1955
35 tahun jang laluIa lahirdengan kesakitanKlas termadju,Sebagai anak zamanJang akan melahirkan zaman.
Ia tahan taufandan tak lena karena sepoiia menjusup dihati Rakjatlebih dalam dari laut BandaIa menghias hiduplebih indah dari sunting tjempaka.
Ia dihidupkan oleh hidup,tahan teror dan provokasidulu, sekarang dan nantiIa Antaeus, anak Poseidontak terkalahkan selama setia pada bumiIa anak zaman jang melahirkan zamanKini ia telah dewasa.
Tembok Granit(kepada “Dewan2Partikelir” Dalam Munas)
Dengan ugjung bajonet itukau naikkan sikepala batududuk bersama Rakjat dan akuKau harap dapat menghambatsedjarah jang djalannya tjepattak tahu kaulah yang kan kiamat;
Kau mau ulangi tjerita usangtentang Negro empatlapantentang Magelang dan Ngaliantau lupa Amir dan Hadji Bakrilupa para petani bagi2 tanahdi Wonogiri dan Bojolali
Derap sepatu sedjarahakan indjak2 sikepalabatudan bajonet itu akan patahTembok granit lebih kerasdari tembok batutembok granit Rakjat bersatu
Djakarta, 15 September 1957
Jang Mati Hidup Abadi
Lama nian aku tak menangistidak karena mata sudah mengertingatau hati membeku dingintapi kali ini, dengan tak sedarhati kepala penuh taktertahanbutir2 air mata membasahi koran pagiOrang hitam berhati putih itudibunuh siputih berhati hitam!
Tapi, bukankah pembunuh terbunuh?Lumumba sendiri hidup se-lama2nyaLumumba mati hidup abadiKini dunia tidak untuk siputih jang hitamtapi untuk semuaputih, kungin, sawomatang, hitam …….Kini udara penuh Lumumbakarena Lumumba berarti merdeka.
Djakarta, 14 – 2 – 61
Radja Naik Mahkota Ketjil
Udara pagi ini tjerah benarpemuda njanji nasakom bersatugelak ketawa gadis remadjamendengar silalim naik tachta,tapi konon mahkotanja ketjil.
Buruh dipabrik tani diladangibuibu menjusui anaktibatiba nafas terlepas legamendengar siradja naik tachta,tapi konon mahkotanja ketjil.
Ini pertanda zaman kitajang lapuk terpaksa turunjang baru terus membarubagi jang lama sudah magribbaik jang baru mentari naik.
Ajo, madju terus kawan-kawanhalau dia kedjaring dan djerattangkap dia dan ikat erathadapkan dia kemahkamah Rakjat!
Djakarta, 23 Djuni 1962.
Kidung Dobrak Salahurus
Kau datang dari djauh adikdari daerah bandjir dan lapardengan hati lebih keras dari bentjanaselamat datang dalam barisan kita
Dikala kidung itu kau tembangkanbertambah indah tanah Priangansesubur seindah Priangan manisitulah kini Partai Komunis
Tarik, tarik lebih tinggi suaramubiar tukang-tukang salahurus tahubentji Rakjat dibawa matitjinta Rakjat pada PKI
Teruskan, teruskan tembangmubikin rakyat bersatu-padubikin Priangan madju dan djajaalam indah Rakjat bahagia.
Tjipanas, 16 Djanuari 1983
Hati Dibakar Tjinta
Hati membara dibakar tjintahangat segar marak bernjalalangkah indah tjinta dan tjitabagaikan bunga dikarang indah
Biarkan, biarkan ia membaramembakar dan bernjalamenghangatkan semua deritamenghangatkan setia mesra
Adakah hidup lebih bahagiadari hati dibakar tjintapadamu kasih padamu tjitabagimu
Adakah hati lebih gembiradari hangat dibakar tjintapadamu kasih padamu tjitabagimu Partaiku djaja!
Djakarta, 2 Djuli 1963
Tidak ada komentar:
Posting Komentar