Postingan ini adalah lanjutan dari puisi SABAR ANANTAGUNA yg sebelumnya sudah saya terbitkan di blog saya ini.Puisi kali ini adalah berisi tentang ucapan selamat bagi ulang tahun PARTAI KOMUNIS INDONESIA serta penggambaran perjuangan partai.selamat membaca
Ulang tahun Partaiku
Perasaanku, juga ulang tahunku
Adakah komunis bisa hidup tanpa Partaija?
Perasaanpun memburu bertarung berebut menang
rasa kelasku kuberi jalan maju menerjang
Akupun Rakyat dan aku komunis! Dulu tidak begitu kurasakan arti kata ini
Kepahitan mengajarkan kebesaran arti keteladanan dalam revolusi
Malam ini – entah sudah berapa batang rokok – mencari jawaban dalam diri
Seorang bisa terjatuh, barangkali dua atau tiga. Tetapi proletariat
siapa bisa menghancurkannya, karena dia kehidupan.
Betapa dahsyat
kehancuran bumi tanpa manusia-manusia pekerja, karena mereka penegak kehidupan
Proletariat sendiri berarti kehidupan dan kemerdekaan.
Kenangan seperti rangkaian benang ditenun, sangat panjang
Kejayaan negeri tanpa proletariat tidak bisa kubayangkan
Kebesaran Partai tanpa massa Rakjat tidak bisa kuceritakan
Malam ini kurasakan bobot baru kata berjuang.
Menghitung-hitung perasaan kesedihan
gugurnya seorang kawan
terpelesetnya seorang komunis, karena puas diri
tersungkurnya si lupa daratan berpijak di angan-angan
Berhasilnya seorang kawan mengatasi kesulitan
seribu kawan, berjuta dan banyak lagi
menenangkan perasaanku, setetes perasaan
dari jutaan yang cinta revolusi.
Satu kata: komunis.
Apa yang tidak tercermin di dalamnya?
Segala yang paling baikpun masih kurang
dan segala kemampuan dayabayang
menghitung bintang-bintang, kekuatan matahari
dan gerak lautan
Apa artinya ini
Apa artinya seorang diri
Kebahagiaan tumbuh, karena aku tak pernah seorang diri.
Komunispun manusia, katanja, ada yang menanyakan soal ketakutan.
Baiklah. Satu yang harus diingat: komunis manusia kelas!
Kaum revisionis takut revolusi dan takut mati-matian membela revolusi
Kaum munafik jatuh pingsan takut Rakyat bangkit berlawan
Kaum imperialis takut karena api sudah mengepung
Kaum otak-otakan putus-asa dan takut hidup
Baiklah. Kau tanya juga aku sebagai komunis.
Takut kalau tidak menjadi teladan dan bukan komunis yang baik
Malam ini – kurasakan arti dan bobot baru dalam kata keteladanan
Tidak cukup perdebatan, omongan, apalagi ditakutkan;
karena keteladanan adalah perbuatan
Ulangtahun Partaiku
Perasaanku, juga ulangtahunku
Adakah komunis bisa hidup tanpa Partainja?
Aku akui, rasanja seperti merangkak
dan rasa bentji kepada diri sendiri, belum berbuat banjak
Memang memalukan, kekurangan waktu
sering membuang waktu
sedang kehidupan tidak mau menunggu
Ah, anak tetanggaku menangis
Tak tahu! lapar atau dingin atau basah popoknja
Baji-bajipun sedjak lahir berhadapan dengan perdjuangan
Komunispun dalam perdjuangan punja sedih dan gembira, berwatak klas
Perasaan klas! Alangkah gampang diutjapkan
betapa rumit dialami dan tumbuh dalam hati
Sebagai djuga kehidupan penuh pergulatan
menundukkan alam
menundukkan ketidakadilan
menundukkan waktu
menundukkan kemalasan
Dan betapa besar pengertian jang terkandung
menundukkan kepentingan diri
di bawah kepentingan Partai, Rakjat dan Tanah air.
Aku rasakan sesuatu jang baru dalam sumpah Partai
jang pernah kita utjapkan
dan perasaan kebanggaan komunis
bahwa aku seorang komunis!
Seperti hendak menangis
Aku ingat di suatu desa
seorang kader resort berkata:
Djadikan aku kader revolusi
Berikan padaku tugas lebih berat lagi!
Keterharuan komunis
kau akan bisa mengerti perasaan kadang-kadang akan menangis
perasaan pergulatan untuk benar-benar mendjadi komunis
dalam omongan dan perbuatan.
Ulangtahun Partaiku
Perasaanku, djugaulangtahunku
Adakah komunis bisa hidup tanpa Partainja?
Kenangan, di dalam kepahitanpun tumbuh kebanggan
derita jang membadjakan
keraslah dalam hati
kekalahan jang membangkitkan
tekad sampai mati
Dan akupun ingat masa kanak-kanak
masa gerilja, dari kepahitan dan kepahitan
Betapa kesatuan dalam Partai kita perdjuangkan dan kita selamatkan
Betapa persatuan nasional telah meminta korban dan mematangkan
Kita ingat ketika-ketika kita makan daun, tidak makan,
pengedjaran dan tawanan
Dalam bajangan tergambar muka seorang kawan, putjat, 14 tahun jang lalu
Kutanja: sakitkah, kawan?
Tidak, didjawabnja
Bolehkan aku menginap di rumahmu?
Maaf hari ini aku sibuk dan tidak pulang
Dan sekali aku njelonong ke rumahnja
sudah sebulan keluarganja hanja makan pepaja
Dan kau akan mengenal seorang komunis
betapa besarnja Partai
karena keteladanan kader-kader seperti ini
dan berapa jang lebih berat dari padanja?
Ketika dia dibui, Partai tidak bisa dibui
dan Partaipun tidak pernah berhenti
berapa kader-kader, gembira dengan djusakeng tanpa uang
membawa pesan pimpinan
dari desa ke desa memberi kursus
dari gunung ke gunung membangun Partai
dengan segala kekangan dan kenangan
kemanisan makan singkong mentah
di tepi kali
Segala jang membajang pada malam mendjelang pagi
kurasakan kebesaran Partai dan negeri
dari tekad orang-orang pernah dihina dan bangkit dengan kegemasan
bukan perasaan sekedar terlandjur basah dan terdjun sekali
karena perasaan dibangun seperti mengangkut pasir jang digali dan didukung
sedjak semula dengan kejakinan
keharusan merebut kemenangan
Hari ini, kurasakan nafas baru dalam kata kepahitan
kemanisan dan kegemasan
ketjintaan dan kebentjian
dalam mengibarkan tinggi-tinggi Pandji-pandji Partai
dalam menegakkan dan mempertahankan Sang Merah Putih.
Ulangtahun Partaiku
Perasaanku, djuga ulangtahunku
Adakah komunis bisa hidup tanpa Partainja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar